Minggu, 29 Mei 2011

Code Blue

Gue udah ngulang cerita ini, baik lewat bibir maupun jari, rasanya ratusan kali. Tapi baiklah gue tulis sekali lagi supaya semua yang pingin tau tapi gak berani nanya bisa baca di sini.

Tanggal 17 Mei 2011, Hari Raya Waisak.  Tanggal merah.  Pagi2 Victor udah ngilang.  Waktu gue telepon, katanya sedang di kantor, ngerjain sidejob kecil untuk kantornya Michelle (kalau nggak salah bikin banner).  Kenapa mesti di kantor? Karena sudah berbulan2 notebook-nya Victor rusak dan notebook punya gue gak dipasangin Flash sehingga dia gak bisa numpang kerja di sini.  Jadilah dia libur2 numpang komputer kantor... Katanya sih siangan balik.  Saat itu kondisi Victor sudah flu sekitar 2 hari.

Sekitar pukul 1 - 3 siang, gue berada di rumah Gita, tetangga depan rumah, bersama Freya.  Gue dan Gita ketemuan sama Dina, sementara Freya main sama anak2nya Gita, Khalisha (Kaka) & Xavier (Bebe).  Karena belum makan siang, jam 3-an kami pulang ke rumah.  Victor sudah ada di rumah dan pada saat gue makan siang, dia sedang nonton TV di ruang tengah rumah utama (kami tinggal di "sayap" tambahan rumah orang tua gue).

Setelah makan siang, gue sempat duduk di ruang tengah sementara Victor ke ruang tamu (entah ngapain, sepertinya di depan notebook yang gue pake buat nulis ini).  Flipping channels, menemukan Alice in Wonderland... tapi ngantuk.  (I even twitted about this).  Sehingga akhirnya gue memutuskan naik ke atas, ke kamar kami lalu akhirnya tertidur.  Entah jam berapa Freya menyusul gue ke tempat tidur, lalu ikutan tidur di sebelah gue.

Sekitar pukul 6 gue terbangun.  Freya juga.  Seperti yang (mungkin) kalian tahu, Freya cerewet.  Kalau sudah mulai ngomong, nggak bisa diem.  Karena masih agak ngantuk (dan juga flu), gue agak capek ngeladenin sendirian.  Maka akhirnya sekitar 6.30 gue nelpon Victor, pingin tau aja dia di mana sih, kok gak naik2... Kira2 kayak gini obrolan yang gak sampai semenit itu:

L: Di mana sih?
V: Di bawah, baru bangun. --> berarti tidur di sofa ruang tamu
L: Oooh... Naik kek...
V: Ngapain?
L: Ya main, kek bentar... Orang lagi libur juga.... 
V: Hmm, ya udah bentar.
(Telepon ditutup)

Beberapa menit kemudian Victor muncul di kamar.  Gue liat rambutnya aneh, jabrik gitu di belakang.  Gue komentarin, "Tumben, rambutmu bisa beda gitu..." Dia jawab, "Ya, tidurnya juga beda..."

Setelah itu dia rebahan di tempat tidur.  Kebetulan gue waktu itu gue tidur di sisi tempat tidur yang biasa dia tiduri (mungkin sambil nge-charge hp, soalnya lebih dekat colokan), Freya di sebelah gue, jadi Victor rebahan di sisi tempat tidur yang biasa gue tiduri.  Biasanya, kalau sedang flu, Victor emang banyak tidur... Nggak seperti gue yang walaupun tidur melulu tapi gak sembuh2 dan akhirnya toh harus ke dokter juga, dia biasanya tidur cukup beberapa hari lalu sembuh.  Jadi gue gak ngerasa aneh liat dia seharian itu tidur2an melulu.

Selagi rebahan di tempat tidur dan Freya nyerocos soal sticker dombanya (yang dia dapat dari Gita hasil main siang tadi), gue ingat Victor sempat minta Freya pijetin dia (entah ini beneran atau kode ke gue biar mijetin hihihi).  Tapi tentu nggak digubris sama Freya.  Gue cuma sempet elus2 sikunya dia yang mencuat ke atas (karena posisinya tangan ke atas nutupin muka).  Setelah itu dia berdiri untuk pake Vick's Vaporub dan sekalian mengoleskannya ke Freya (kami bertiga memang sama2 flu).

Setelah itu, karena gue liat celana pendek yang gue beliin di Bali masih teronggok di kaki tempat tidur, gue bilang ke Victor, "Itu celana pendeknya belum kamu cobain?"  Lalu dia langsung mencoba celana pendek itu, tapi didobel di atas celana training oranye yang lagi dia pakai (setelan kalau lagi gak enak badan, pasti pakai celana training itu plus sweater).  Pas dicoba, ternyata cukup.  Gue, "Cukup kan?"  Dia, "Cukup."  Gue, "Ya harus cukup, itu udah nomor paling gede! Hahaha..."

Setelah melepaskan kembali celana itu (dan gue curigai memasukkannya ke keranjang pakaian kotor, karena beberapa hari kemudian celana itu munculnya di tumpukan baju baru dicuci), dia sempat duduk di lantai, sandaran di lemari pakaian.  Saat itu gue inget Freya lagi seru2nya nempelin sticker domba di bajunya.  Baju gue juga ditempelin... Dan Victor pun gak luput.

Nggak lama setelah itu dia tampak siap2 keluar kamar.  Gue tanya, "Mau ke mana?"  Dia jawab, "Mau minta Mbak Sri beliin obat."  Lalu dia pun keluar kamar.

Gantian Mbak Sri yang naik ke atas, nanya gue mau nitip apa.  Katanya, Victor minta dibeliin roti bakar dan jeruk hangat.  Setelah mikir sebentar, gue minta dibeliin yang sama persis karena makan berat2 waktu lagi flu, tau sendiri, nggak bakalan ada rasanya.  Setelah Mbak Sri pergi beli pesanan, Victor tetap di bawah, nggak balik lagi ke atas (jadi itu terakhir kalinya interaksi antara Victor & Freya).

Sekitar 15 menit kemudian Mbak Sri masuk ke kamar membawa plastik berisi roti bakar & jeruk hangat untuk gue (yang punya Victor sudah diberikan di bawah).  Karena jeruk hangat harus diminum di gelas, gue lantas memutuskan untuk turun ke bawah, makan bareng sama Victor.

Gue mendapati Victor di depan TV, kalau nggak salah ingat nonton National Geographic Channel.  Gue duduk di sebelahnya, mulai makan roti bakar.  Setelah gue selesai makan roti bakar dan mulai minum jeruk hangat, Victor berdiri lalu bilang, "Aku capek... Pingin tiduran dulu sebentar..." lalu berjalan ke depan.  Gue pindah ke tempat duduk dia, dan seperti biasa, karena nggak tahan, ngomel liat dia masih ninggalin segala macem bekas makanan di sana.  Gue sempet teriak, "Trus ini makananmu, gelasmu, mau diapain??" sembari masukin bungkus roti bakar yang isinya belum habis ke dalam plastik hitam (dan lihat di dalam plastik hitam itu ada bungkus Decolgen yang udah abis), plus mindahin mug bekas kopi (ada ampasnya) yang entah dari kapan ada di situ.  Victor nggak nyaut dari depan.  Jadi ya udah, gue pindahin channel ke E!

Gue inget pada saat itu gue nonton "Keeping Up with the Kardashians", sambil nunggu premiere-nya Khloe & Lamar.  Mungkin pada saat itu sekitar pukul 7 atau 1/2 8 malam.  Gue inget nonton episode Khloe mau nikah itu gak lama, mungkin cuma 2x jeda iklan.  Gue baruuuu aja mau check-in ke GetGlue lewat hp, ketika tiba2 nyokap, yang kebetulan duduk mengetik di meja yang menghadap ke sofa ruang tamu, teriak2, "Eh, itu Victor kenapa? Kejang2!"  Gue langsung lompat dari tempat duduk lalu lari ke ruang tamu dan mendapati Victor sedang setengah duduk di sofa, tangan terlihat kejang2 dan mata melotot.  Gue langsung berlari mendekat, peluk, dengan panik bilang antara "kak?" "kenapa?" "mana yang sakit?" sama "ayo ke dokter" sembari berusaha menahan berat tubuhnya di pelukan gue.  Selain kejang2 tangan dan tubuh, kalau gue ingat2, bola matanya agak merah seperti bangun tidur, mengeluarkan suara mengerang seperti orang sesak/mencari napas.  Karena Victor berat, akhirnya gue gak kuat dan kami berdua jatuh terduduk di lantai ruang tamu, dengan Victor masih di pelukan gue... Sementara itu gue juga udah mulai teriak2 minta tolong nyokap untuk bawa ke RS.  Pada saat itu kondisinya di rumah kami tidak ada laki2.  Selain Victor hanya ada nyokap, gue, Freya, dan Mbak Sri (dengan posisi Mbak Sri & Freya di kamar atas, sayap tambahan rumah).  Nggak lama setelah Victor menggelepar2, dia sempat seperti berusaha menarik napas (terakhir) sebelum akhirnya dari mulutnya keluar liur dan kepalanya terkulai di dada gue.  Saat itu gue udah panik sepanik2nya... Gue cuma bisa bilang, "Stay! Kak, stay! Please!" sambil meraung2 nggak jelas.

Gue nggak ingat persisnya berapa lama karena buat gue itu berlangsung sangat cepat, tiba2 sudah ada 3 orang tetangga laki2 yang bantu mengangkat Victor ke mobil, Mbak Sri sudah di bawah membawakan hp dlsb, lalu gue berlari2 nyari sweater (karena gue dalam keadaan pake BH pun nggak!), hp, dompet, dan dompet Victor (karena ada kartu asuransi di sana) lalu masuk ke mobil nyokap.  Tujuan: Medistra, rumah sakit dalam radius paling dekat dari rumah kami.  Nyokap nyetir, gue di belakang sama Victor yang tak sadarkan diri.  Sepanjang perjalanan gue mencoba nelpon Aya (karena dokter), Ganesh (karena suaminya), Putra (siapa tau bisa bantu hubungi Aya/Ganesh), tapi ajaibnya pada hari itu semua gak ada yang angkat/nyambung.  As the last resort, gue twit Aya & Ganesh: "Victor kejang2 dan nggak sadar, gue bawa ke Medistra. I'm panicking."

Akhirnya kami sampai di UGD Medistra, nyokap lompat keluar dari mobil untuk ngasitau paramedis, paramedis ke mobil untuk angkat Victor keluar.  Pada saat itu ada salah satu yang nyeletuk, "Wah, ini posisinya duduk sih Bu... Kan jadi susah napasnya."  Sumpah pada saat itu gue langsung nyolot, "Gak usah nyalah2in deh Pak, mana saya tau mesti gimana!"  Gila ya, orang lagi panik masih mesti digituin...

Singkat cerita, Victor sudah dipindahkan ke tempat tidur UGD sementara nyokap parkir mobil.  Dokter yang jaga minta kronologis, sementara segala macam monitor, IV, dan pompa disambungkan ke tubuh Victor.  Dokter pada saat itu bilang, "Ibu, ini Bapak sudah nggak ada... Tapi kami akan coba usahakan 30 menit."  Sisi emosi gue langsung drop seketika dan gue inget gue nangis gak jelas... Tapi sisi logika gue masih bertahan optimis, karena tubuh Victor masih hangat, dlsb... Gue juga ingat sempat YM-an sama Gita (sekarang gue lupa mulainya masih di mobil atau pas udah sampai), karena Gita nanya ada apa (apparently Mbak Sri sempat ke rumah Gita nyari Yuri, abangnya, untuk bantu angkat Victor ke mobil tadi)... Dan rasanya gak lama kemudian Gita udah ada di samping gue, sama2 menyaksikan usaha dokter dan paramedis menyelamatkan nyawa Victor.  Gue juga ingat sempat YM dengan Maiki di Bali, ngasitau keadaan, dan minta dia hubungi Iqbal dan Imron...

Setelah 35 menit (menurut dokter), adrenalin dan pompa nggak membuahkan hasil, Victor dinyatakan berpulang. Menurut sertifikat, kematian dinyatakan pukul 20.35.  Baru saat itu reality hit me big time, dan gue mulai nangis sambil meluk jasad Victor yang udah gak bergerak... sambil berharap ini cuma mimpi, bohongan, apalah, yang ujungnya Victor bangun lagi.  Sorry, but I've never seen death so close before... Apalagi ngalamin sendiri.  Jadi yang ditulis di novel2 itu benar.  It felt so unreal.

So, that's what happened.  Gue ingat pada saat Victor sudah dipindahkan ke kamar jenazah, paramedis yang sama muncul lagi dan gue sempat tanya, "Jadi ini serangan jantung atau cardiac arrest ya?"  Dia, "Betul, Bu, cardiac arrest."  Tapi selanjutnya dia kembali nyerocos soal tadi di mobil posisinya duduk sehingga gak bisa napas, jadi gue males lagi dengernya. Grrr... Please, deh!

Anyway, karena gue juga awam soal cardiac arrest, saat ditanya oleh keluarga & teman yang datang baik malam itu, besoknya, dst, gue cuma bisa jawab "serangan jantung mendadak". Dan kalau ada yang tanya, "Emangnya selama ini punya [sakit] jantung?" gue cuma bisa jawab "Nggak."

Setelah beberapa hari, gue akhirnya meng-google "cardiac arrest" dan menemukan artikel Mbah Wiki.  Pada prinsipnya, "cardiac arrest" itu ya jantung berhenti melakukan pekerjaannya, yaitu memompa darah ke seluruh tubuh.  Cardiac arrest ini sinonim dengan clinical death, karena otomatis darah sudah tidak lagi mengalir di sistem dan orang yang mengalami tidak bisa lagi bernapas (kalau di film2 seperti ER, cardiac arrest ini disebut "code blue").  Karena mungkin saja bisa survive (walaupun kecil kemungkinannya), makanya disebut "clinical" death, belum death beneran.  Gue baca, orang yang mengalami cardiac arrest dan bisa survive biasanya karena tertangani dalam waktu 4-6 menit setelah kejadian (dengan CPR, persis seperti yang dilakukan di Medistra).  Menghitung jarak tempuh Mampang VI - Medistra sendiri yang makan sekitar 5 menit, urusan gotong-menggotong, dan kejang2 sampai jatuhnya kita berdua di lantai ruang tamu, jelas memang Victor ke UGD sudah [agak] terlambat untuk ditolong (walaupun pasti jauh lebih cepat ketimbang kita nelpon ambulans, lalu nunggu dia datang, karena ambulans dari Medistra ke tempat kami pun jalur memutarnya lebih jauh, yaitu ke Pancoran atau ke Kuningan).  Orang yang berhasil survive dari cardiac arrest pun belum tentu bisa pulih 100%, most likely mengalami cacat, karena begitu darah berhenti mengalir ke organ2 tubuh, sel2 pun mulai mati.

Setelah baca artikel ini, gue baru ngeh bahwa "cardiac arrest" dan "serangan jantung" itu beda.  "Cardiac arrest" atau berhentinya fungsi jantung, salah satunya memang bisa disebabkan oleh serangan jantung, tapi bisa juga karena hal2 lain, seperti kata Mbah Wiki:


"Hs and Ts" is the name for a mnemonic used to aid in remembering the possible causes of cardiac arrest.[7][16]
Hs
Ts


So, it could happen to anyone, walaupun ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi lebih berisiko (yah, samalah dengan penyakit2 lain).  Tapi yang pasti, gue tau sekarang bahwa itu tak terelakkan.  Kalau pun Victor survive, mungkin kondisinya pun pada saat ini "mengenaskan", nggak sama seperti Victor yang kita kenal.

Sehingga walaupun otak gue masih suka menayangkan adegan saat Victor kejang2, berusaha mencari napas, dan akhirnya terkulai di dada gue, melalui pengetahuan ini gue sudah bisa merelakan.  Kehilangan tentu, tapi rela sudah.  Semoga Victor tenang di rumah baru yang sudah disiapkan Tuhan di sana dan apa yang terjadi padanya bisa jadi pembelajaran buat kita yang masih di dunia, bahwa kesehatan itu aset nomor satu dan never ever take it for granted.

Tentang "Cardiac Arrest" dari sini.  Thanks, Wiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar