Kamis, 26 Mei 2011

Ada Apa dengan Kereta Api?

Hari ini seminggu lebih 2 hari dari kepergian Victor. Rasanya masih suka kayak mimpi. Masih kadang2 ngarep dia buka pintu, jongkok di depan container hijaunya, milih kamera/lensa/filter/whatever mana yang mau dia bawa besok, lalu menjatuhkan diri ke kasur dengan cara yang selalu bikin gue kebangun, lalu sebentar kemudian ngorok. Semua rasanya baru kemarin. Bahkan pertemuan, masa pacaran, nikah, punya anak pun rasanya baru kemarin juga. Yang selama ini terlupa, tersesat di antara keribetan sehari2, mendadak muncul kembali... Dan itulah sebabnya gue menyempatkan diri nulis di sini...

Hello!
Walaupun Victor dan gue satu alma mater, satu fakultas, dan bahkan satu jurusan (ITB/FSRD/Desain), selama masa kuliah kami malah nggak pernah ketemu. Papasan... Mungkin. Tapi gue sama sekali gak inget ada makhluk berbentuk Victor jaman kuliah. Memang kami beda angkatan, dia 92, gue 94. Tapi studio kami berseberangan. Dia Desain Interior, gue Desain Komunikasi Visual. Masa sih berpapasan di lorong/jembatan/apalah nggak pernah sekali pun? Yah, yang pasti kami sama2 nggak inget wujud masing2 jaman kuliah.

Perkenalan pertama kami justru terjadi di dunia maya. Sekitar tahun 2000, saat anak2 SR sedang hobi bergaul di Yahoogroups (dahulu club). Kebetulan gue diperbantukan menjadi moderatornya. Pada suatu hari gue meng-approve requestnya menjadi anggota club. Agak lupa ID-nya apa... kalau nggak salah "vvigg". Jadi ketika beberapa hari berikutnya si "vvigg" ini nge-add gue di Yahoo! Messenger, gue tau ini anak SR, walaupun gak kenal. Lolos-lah dia ke dalam deretan nama teman di YM. Seingat gue, dia hari itu cuma say hello aja dan begitu gue balas malah diem. Dasar.

Tapi beberapa hari kemudian, orang ini nge-buzz gue lagi di YM. Ujug2 ngomong: itu kerjaannya masih ada, kalau mau... bla3x. Gue nerima pesennya kebingungan. Ngomongin apa sih ini orang? Setelah ditelisik lebih jauh, ealah... ternyata dia salah ngirim pesan. Maksudnya mau ngomong ke Rani (teman seangkatanku), malah ngirim ke gue yang gak tau apa2. Hihihi... Tapi justru dari salah kirim pesan itu obrolan kami berlanjut.

First Encounter
Setelah sekian kali ngobrol di YM dan masing2 udah tahu asal-usulnya (angkatan berapa, studio apa), dia tau bahwa gue sedang merencanakan "getaway" ke Bandung beberapa bulan... Dalam rangka? Menyembuhkan patah hati sama cowok yang (ternyata setelah tebak2 buah manggis) gak lain adalah teman seangkatan dia di SMA. Halah. Kok bisa...

Kebetulan, pas gue akan berangkat ke Bandung itu juga bertepatan dengan Pasar Seni tahun 2000. Jadilah kita janjian untuk ke Bandung bareng naik KA Parahyangan. Pada saat itu, terus terang, gue rada "ngeri" sama dia karena (entah bercanda apa nggak) sempat terjadi percakapan semacam ini:

vvigg: Nanti nginep di mana?
kleinebeer: Di hotel kali, belum tau juga.
vvigg: Ikut ya..
kleinebeer: Kalau tempat tidurnya cuma satu gimana?
vvigg: Ya udah, barengan aja.

Wakwaw. Masalahnya gue ketemu juga belom pernah sama orang ini. Masa tiba2 ngajakin "tidur bareng"? :))
Alhasil, gue langsung cari bala bantuan di Bandung untuk jemputan dan inepan. Biar gak terpaksa harus sekamar sama orang yang wujudnya belum pernah gue liat ini.

Menjelang hari H, akhirnya gue dan Victor dipertemukan oleh beberapa teman, yaitu Bayu yang seangkatan dengan Victor & Rani yang kebetulan berkantor di satu gedung dengan Victor. Sebelumnya gue sempet nanya bocoran ke Rani, "Yang mana sih orangnya? Kok gue nggak ngeh ya?" dan jawab Rani, "Cool gitu deh pokoknya." (Setelah pacaran dan nikah, kalau gue cerita ttg ini dia suka senyum2 bangga. Dasar.)

Pertemuan pertama kami terjadi di Sushi Tengoku, Radio Dalam (selanjutnya tempat ini kami sebut Headquarter). Kebetulan gue, Bayu, Rani, adalah penggemar sushi (sehingga kami menyebut diri Sushiyummi) Sementara Victor, mengaku gak suka sushi (seorang Sushiyucki) sehingga hari itu gue inget banget dia pesen sesuatu yang datang dalam bentuk ikan kembung panjang. Hahahaha... Teringat, baru2 ini dia juga sempat bilang selalu sial kalau makan di restoran Jepang. Pasti salah pesan. Setelah nikah juga Victor baru ngaku, bahwa dia bukannya nggak suka sushi. Tapi karena mahal, makanya dia mengaku nggak suka. :p

Kira2 kayak gini deh tampilannya waktu pertama
kali ketemu di Sushi Tengoku, th 2000
Tampilan Victor pada saat itu: kaos lengan panjang dengan celana antara jeans/corduroy merek Lea, kalung gigi (buaya?), topi seperti ember, tas selempang ungu, sepatu sandal dengan kaos kaki. Sama sekali aneh buat tampilan anak Jakarta. Tapi berhubung lama di SR, rasanya biasa aja liat makhluk berpenampilan begitu. Later on, menurut Rani, gue flirted with him the whole night. Padahal perasaan biasa aja, sumpah! Hahahaha... Mungkin memang pada dasarnya "I flirt, therefore I am" kali ya... Udah mendarah daging. Ngomong biasa aja bisa dianggap flirting. :p Yah yang pasti gue sih gak ada perasaan apa2 sama Victor pada saat itu. Wong saat itu gue masih patah hati dan gak jelas sama temen SMA-nya itu.

The Train Ride
Akhirnya semalam sebelum Pasar Seni 2000 (yang gue cek terjadinya tanggal 9 Juli 2000), gue dan Victor naik kereta api menuju Bandung. Rameeeee banget, sampai orang2 pada duduk di lorong gerbong, tapi toh kita berhasil dapet tempat duduk karena seinget gue, gue udah pesen duluan jauh2 hari (you know me-lah). Beruntung juga kita dapet 2 piring makanan terakhir yang tersedia malam itu. Gue makan nasi goreng, dia makan nasi rames.

Sepanjang perjalanan kita nggak terlalu banyak ngobrol. Tapi gue inget dia bawa fotokopian sesuatu, yang menurut dia adalah tutorial belajar javascript. Karena gue ke Bandung dalam rangka "penyamaran" ikut short course HTML, pembicaraan kita jadi di wilayah situ. Dia cerita bahwa seperti javascript ini, dia belajar HTML sendiri. Modal nekad. Dikasih proyek, di-iya-in, dan mau nggak mau harus dikerjain. Hahaha... Sakit jiwa ni anak, gue pikir. Later on, bahkan sampai hari2 terakhir menjelang kepergiannya, fotokopi serupa sering dibawanya pulang dari kantor. Tapi topiknya macem2. Kalau dulu javascript, lalu lama2 soal Flash, lalu soal gizi, wine, fotografi, dan terakhir soal chord gitar. You get the idea...

Sesampainya di Bandung, kami berpisah. Gue dijemput Ivan, anak 91, untuk diantar ke rumah Rani di Cigadung. Intinya gak jadilah kita sekamar bareng. Hahaha... Gue nggak inget apakah keesokan harinya pada saat Pasar Seni itu kita ketemu lagi atau nggak...

Out of the Blue
Sejak bulan Juli itu, gue mulai short course gue di Netscool (Unpad). Kadang2 kalo gue udah selesaiin tugas, gue suka nyolong2 waktu nyalain YM di komputer kelas. Lalu sempat ngobrol dengan Victor. Tapi yah, gitu2 aja... Nggak ada yang istimewa. Saat itu juga gue masih berstatus gak jelas dengan temannya itu, tapi kalau malam kerja bareng di majalah Trolley sebagai duo desainer (gak perlu disebut namanya juga tau kan, siapa yang dibicarakan? Hihihi).

Suatu hari di bulan Oktober (lagi2 kalau nggak salah inget), Victor menelepon. Jarang2 tuh, apa malah mungkin gak pernah selama ini. Dia nelpon gue saat orang2 sedang sholat Jumat, gue lagi di kos siap2 mau ke kampus (soalnya pas sholat Jumat biasanya anak2 SR suka "ngeceng" di depan Salman hahaha). Tumben amat, gue pikir. Dia sempet bilang dia mau ke Bandung. Kalau nggak salah memang sekitar bulan itu akan ada wisudaan plus Fancy Nite, sih. So yeah, silakan aja datang, nanti ketemuan. Perasaan gue? Masih biasa2 aja tuh.

Pada saat Fancy Nite, gue inget sempet ketemu dia. Gue dengan dandanan cewek-gothic-slash-punk, dia tanpa kostum. Gue asik lompat2 di panggung, dia nongkrong di depan studio Seni Grafis nonton ke bawah. Gue sempat naik sebentar ngobrol2, walaupun gak inget ngobrolin apa. Gue cuma ingat dia nunjuk si "status gak jelas" gue yang teman SMA-nya itu di panggung. :D

And... Bang!
Lalu pada suatu hari yang aneh di bulan November, gue ke warnet. Bertemu dengan Victor di dunia maya. Dan tiba2 dia bilang dia suka sama gue. I was like, HUH??? Kok bisa? Bagaimana ceritanya? Dalam rangka apa? Apparently, selama ngobrol2an sama gue di YM, dia merasa seperti pasien ketemu dokternya. Hmm... Siapa yang pasien, siapa yang dokter nih? Hahaha... Padahal kita kalo ngobrol di YM bener2 nggak ada juntrungannya. Aneh. Oh iya, pada saat ini gue inget ID-nya dia berganti jadi "kalengbir", semacam parodi dari ID gue "kleinebeer". :))

Pernyataan Victor itu gak gue tanggapi saat itu juga. Shock. Bukan shock dalam arti buruk ya... Tapi maksud gue, dia tau perasaan gue sama si "status gak jelas" itu gimana... Dia tau kondisi gue pada saat itu gimana... Dia tau betapa gue gak PD dengan diri sendiri saat itu... Bagaimana gue melarutkan diri dalam buaian alkohol dan rasa sakit (excessive piercing, melukai diri dengan gunting, dlsb). Trus kok tiba2 ada orang bilang suka. Suka gimana??

Gue cerita sama si "status gak jelas" gue itu bahwa Victor nembak gue. Gimana dong? :)) Dia malah mendukung. Lah... Ini piye sih... Makin gak jelas. :)) Tapi tetap tuh, gak gue jawab. Gue cuma bilang, yah get to know each other dulu deh... Lah selama ini ketemu aja jarang masa tiba2 pacaran? Gak bisa banget gue...

Sejak saat itu, gue cukup sering jalan bareng sama Victor. Pas gue ke Jakarta atau pas dia ke Bandung. Pernah waktu di Jakarta, gue jalan sama dia ke Plaza Senayan. Lalu pulangnya gue diantar Victor naik taksi. Belum juga sampai rumah, gue di-SMS sama si "gak jelas", nyuruh gue ke Plaza Senayan karena dia lagi di sana. Jadi begitu sampai rumah, Victor pulang, gue langsung naik taksi lagi balik ke Plaza Senayan nemuin yang satu lagi. Begitu juga pas Victor ke Bandung, mampir ke redaksi Trolley. Ada dong, si teman SMA-nya itu. Yang ada gue malah nyuekin Victor. Duh, pokoknya kalau diinget2 gue "jahat" banget deh, kayak gak niat.

Finally...
Makan bareng beberapa teman di suatu resto sushi, Cikini
...hubungan gue dengan "status gak jelas" itu menjadi jelas, seiring dengan kepulangan gue ke Jakarta for good juga setelah 6 bulanan di Bandung. Gue juga udah cukup lama mengenal Victor saat itu. Cukup sering jalan bareng, entah nonton, atau makan... Bahkan pernah jalan bareng sama Puni, adek gue juga... Selama itu pun Victor gak pernah mendesak minta jawaban... Maka pada tanggal 10 Februari 2001, malah balik gue yang nanya ke dia via SMS... Gue lupa kalimat persisnya, intinya nanya jadi gimana nih hubungan kita? Akan dilanjutkan ke jenjang lebih serius atau nggak? Secara selama tahun 2000 gue patah hati sama 3 orang (catat!), gue maleslah kalo dapetnya yang gak jelas lagi... Gue ingat di belakangnya gue tulis "Keretaku tak berhenti lama". Beberapa saat kemudian dia bales SMS, singkat padat jelas: "Yes." (yang setelah gue pikir2 kemudian mungkin dia cuma mencet jawaban template di HPnya waktu itu, dasar pemalas hahahaha).

Setelah itu kita teleponan dan dia ngajak ketemuan besoknya (Minggu, 11 Feb 2001) di Blok M Plaza... Katanya jalan pertama sebagai pacar. :)) Lupa juga nonton apa hari itu, sih. Gue cuma inget sama tangannya yang buset gede banget (baru merhatiin), yang akhirnya resmi boleh menggandeng gue. Hahahaha... Walaupun dia bilang that infamous "I don't do pacaran stuff" sehingga pada praktiknya gue jarang banget digandeng. :))

Sekali2nya bikin photobox,
menjelang nikahan tahun 2003
Gue juga inget, besoknya (Senin, 12 Feb 2001), Victor hari pertama kerja di Prisma yang lokasinya di Mampang, deket dari rumah gue. Walaupun nggak ngaruh juga, toh gue malah kerja di Tanah Kusir. But I mean, rentetan dari kita pacaran dan dia ngantor di kantor baru itu semacam lembaran baru buat gue dan dia. Walaupun melewati jalan yang berliku2 dan kadang2 nggak masuk di akal, gue bersyukur atas segala macam kebetulan yang mengantar ke pertemuan Victor dan gue... yang pada akhirnya mengantar gue ke hari ini. Dari naik kereta api ke Bandung bareng sampai naik bareng ke kereta api yang gak berhenti lama itu... dan akhirnya dia naik kereta api sendirian ke Stasiun Terakhir.

No regrets.

P.S. Si "status gak jelas" itu sekarang teman baik, lho. U know who U are. ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar